Source: Unsplash

*Artikel ini adalah contoh saja dan dibuat oleh A.I. deepseek
Seiring bertambahnya usia, beberapa lansia menunjukkan kecenderungan hoarding yang semakin parah. Kamar yang dipenuhi tumpukan koran, lemari berisi pakaian usang puluhan tahun, atau dapur penuh makanan kadaluarsa sering ditemui di rumah lansia dengan gangguan ini. Artikel ini mengupas mengapa hoarding disorder cenderung memburuk di usia senja dan bagaimana keluarga bisa membantu.

Kenapa Hoarding Meningkat di Usia Lanjut?

Seiring bertambahnya usia, banyak lansia mengalami penurunan fungsi kognitif, kesepian, atau kehilangan orang-orang terdekat. Kondisi-kondisi ini dapat memicu kebutuhan emosional untuk mempertahankan benda-benda sebagai cara mengisi kekosongan atau mempertahankan kenangan. Selain itu, lansia sering kali lebih sulit beradaptasi dengan perubahan dan memiliki kecenderungan untuk mempertahankan apa yang mereka miliki, karena merasa semuanya memiliki nilai sejarah atau sentimental.

 

Faktor Emosional dan Psikologis

Banyak lansia menyimpan barang karena merasa setiap benda punya cerita. Sebuah baju lama bisa mengingatkan pada momen spesial, atau tumpukan majalah bisa jadi simbol masa produktif mereka. Rasa kehilangan, baik karena pensiun, kematian pasangan, atau pindah rumah, memperkuat kebutuhan untuk “mempertahankan” sesuatu. Ini bisa menjadi bentuk kontrol atas hidup yang terasa makin tak pasti.

 

Risiko yang Ditimbulkan

Hoarding bukan hanya soal kekacauan visual. Dalam banyak kasus, penimbunan dapat menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan: ruangan jadi sulit dibersihkan, lebih mudah terjadi kecelakaan seperti terpeleset, atau bahkan risiko kebakaran karena benda-benda yang menumpuk. Selain itu, hubungan dengan keluarga juga bisa terganggu karena perbedaan pandangan terhadap kebiasaan ini.

 

Pendekatan untuk Mengatasi

Menghadapi hoarding pada lansia memerlukan empati dan kesabaran. Pendekatan langsung seperti menyuruh membuang barang bisa memicu perlawanan. Yang lebih efektif adalah membangun rasa aman terlebih dahulu—ajak bicara, pahami latar belakang emosionalnya, dan libatkan mereka dalam proses memilah. Pendampingan dari psikolog, terutama yang berpengalaman dalam terapi kognitif perilaku (CBT), juga sangat membantu.

 

Kesimpulan

Hoarding di usia lanjut bukan sekadar masalah menumpuk barang, tapi mencerminkan kebutuhan emosional yang dalam. Dibutuhkan pemahaman, dukungan keluarga, dan pendekatan profesional agar lansia bisa hidup lebih nyaman tanpa harus terus memegang erat masa lalu dalam bentuk fisik.