Living with

hoarding disorder

Mari melihat dibalik tumpukan ini
untuk 
memahami Hoarding Disorder

APA ITU

HOARDING DISORDER?

Hoarding disorder adalah gangguan mental kronis yang ditandai dengan kesulitan ekstrem  membuang atau melepaskan barang, terlepas dari nilai sebenarnya dari barang tersebut.

Hoarding disorder baru diakui sebagai gangguan mental mandiri dalam DSM-5 pada tahun 2013. Sebelumnya, kondisi ini sering dikaitkan dengan OCD, tetapi hanya 20% pengidap hoarding disorder memiliki OCD.

Learn more from: Liputan6IOCDF

Fun facts:

  • Kondisi ini dialami sekitar 2-6% dari populasi global
  • Gejala-gejala bisa muncul dari usia 11-15 tahun tapi lebih sering terdiagnosis pada dewasa usia 55-94 tahun
Pengidap seringkali merasakan kecemasan ketika harus membuang barang lepas dari nilai gunanya.
Kesulitan membuang barang secara bertahap menyebabkan akumulasi benda-benda di tempat tinggal pengidap.
Akibat penumpukan barang, aktivitas keseharian seperti membuka pintu, menggunakan tangga, atau memasak terganggu.
Pengidap cenderung perfeksionis dan mudah ragu dalam mengambil keputusan, sehingga sering menunda mengatur barang.
Beberapa pengidap suka memelihara hewan walaupun tidak mampu merawat kebersihan atau kesehatannya.

APA PENYEBABNYA?

Penyebab hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, namun diduga dapat terjadi karena beberapa faktor, termasuk:

Genetik

Terdapat beberapa penelitian menunjukan bahwa riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko pengembangan kondisi ini.

Neurobiologis

Gangguan terhadap prefrontal cortex otak dapat mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan keterikatan emosional terhadap barang sehingga sulit menilai kegunaan barang untuk disimpan atau dibuang.

Psikologis

Trauma atau stres berat seperti kehilangan orang terdekat, perceraian, atau kehilangan pekerjaan dapat memicu kebiasaan penumpukan barang sebagai bentuk pelarian.

Lingkungan

Pola asuh yang terlalu permisif atau pengalaman hidup misalnya tumbuh dalam kemiskinan dapat berkontribusi dan menyebabkan kebiasaan frugal berubah menjadi hoarding disorder.

DAMPAK-DAMPAK

yang dapat terjadi kepada pengidap Hoarding Disorder

KONFLIK

SOSIAL

DEPRESI

RESIKO

KECELAKAAN

ISOLASI

RESIKO KESEHATAN

risiko kebakaran

KEMATIAN

pengobatan

Hoarding disorder walaupun tidak mudah diatasi,
kondisi ini dapat diobati dengan pendekatan yang tepat.

Professional

TERAPI CBT

Pengobatan untuk hoarding disorder masih terus berkembang, namun salah satu terapi yang paling sering digunakan oleh psikolog adalah CBT (Cognitive Behavioral Therapy/Terapi Kognitif Perilaku). Terapi ini fokus pada pengertian dan mengubah pola pikir pengidap yang terkait dengan kebiasaan menyimpan barang. Melalui CBT, pasien belajar untuk mengelola pikiran dan perasaan mereka, serta mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih sehat.

TERAPI ERP

Terapi ERP (Exposure and Responsive Prevention) membantu mengurangi rasa kecemasan yang timbul saat membuang barang dengan proses paparan yang dilakukan secara perlahan. Dengan begitu, pasien dapat membangun strategi jangka panjang untuk mengatasi hoarding disorder.

FARMAKOLOGIS

Ada juga opsi farmakologis. Meskipun tidak ada obat khusus mengobati hoarding disorder, beberapa jenis obat seperti antidepresan dapat digunakan untuk mengendalikan rasa kecemasan atau depresi yang terkait dengan hoarding disorder. Namun, pengobatan medis sebaiknya dikombinasikan dengan terapi psikologis agar lebih efektif.

Jika ANDA menyadari memiliki kondisi ini

tetapi belum bisa mengakses bantuan profesional

Berikut adalah

self help tips

yang dapat dilakukan

Mulai dengan langkah-langkah kecil

Tetapkan target realistis, seperti membersihkan satu sudut kecil setiap minggu. Gunakan timer atau putar beberapa lagu favorit sebagai batas waktu agar tidak kewalahan.

Dokumentasikan perkembanganmu. Ambil foto “before” dan “after” saat membersihkan area tertentu untuk melihat perubahan visual.

Bantu dirimu dengan pertanyaan sederhana:

  1. “Apakah barang ini pernah dipakai dalam setahun terakhir?”
  2. “Apakah ada versi digitalnya?”,
  3. “Apakah benda ini benar-benar penting?”
Mulai journalling

Catat pikiran dan emosi yang muncul saat berusaha membuang barang. Ini membantumu mengenali pola pikir negatif dan hadapi dengan pertanyaan rasional, seperti “Apakah resi dari 10 tahun lalu masih relevan?”

Coba latihan pernapasan atau meditasi singkat misalnya, ikuti video panduan 5 menit dari Youtube untuk menenangkan diri sebelum dan selama proses pembersihan.

Berbicaralah pada orang terpercaya tentang kondisimu. Dukungan emosional dari keluarga atau teman bisa memberimu kekuatan ekstra.

APA YANG DAPAT diLAKUKAN SEBAGAI TEMAN ATAU KELUARGA?

Pemulihan mungkin tidak instan,
tetapi setiap langkah kecil membawa perubahan berarti.